Jumat, 10 Februari 2017

POTENSI DIRI!!!! :_


Sebelum  berbicara tentang potensi diri yang saya miliki, mungkin akan lebih baik jika kita mengetahui makna dari potensi diri itu sendiri, banyak sekali penafsiran seseorang akan makna potensi diri, namun pada intinya potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang masih terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung dengan latihan dan sarana yang memadai.

Berbicara mengenai potensi diri, hal yang akan muncul di pikiran saya adalah pengakuan akan diri yang bersifat subjektif dan mungkin terasa berlebihan atau cenderung dipaksakan untuk diakui secara jujur.  Terutama jika dikaitkan dengan konteks kemahasiswaan yang notabene status itu baru saya sandang dalam kurun waktu tidak lebih dari setengah tahun. Kekhawatiran yang muncul di benak saya saat ini adalah jangan-jangan label “mahasiswa” yang kini melekat pada diri saya hanya karena faktor keberhasilan atau bahkan hanya sebuah keberuntungan tanpa memahami atau bahkan hanya sedikit mengetahui arti dan esensi menjadi mahasiswa seutuhnya. Oleh karena itu, tulisan ini hanya memuat uraian potensi diri dari kaca seorang lulusan SMA yang sedang mencari esensi status yang baru disandangnya.
Saya Livia Lina, genap berumur sembilan belas tahun beberapa hari lagi, saya rasa ini adalah waktu yang sangat cukup untuk saya mengenali potensi diri yang saya miliki, namun entah mengapa, bahkan sampai saat ini saya belum benar benar memahami diri saya seutuhnya. Namun bersadarkan suatu teori, saya mempunyai gaya pribadi introvertsensing, thinking, dan perceiving. Itulah sedikit gambaran mengenai diri saya yang setidaknya dapat menjadi pengantar jika ditanya mengenai potensi yang terdapat dalam diri.
Introvert, ya benar saya adalah pribadi yang cenderung  tenang dan pendiam. Saya umumnya lebih suka berinteraksi intensif hanya dengan beberapa teman dekat daripada dengan memilih dengan banyak orang, saya harus  mengeluarkan energi  dan keberanian dalam situasi sosial, dan memperoleh energi saat menyendiri.
Sensing, saya adalah cenderung lebih menyukai hal konkret daripada abstrak. Saya memusatkan perhatian pada detail daripada gambaran besar, dan realitas langsung daripada kemungkinan masa depan. Atau lebih tepatnya saya suka dengan situsasi yang mengkuti arus.
Thinking , sikap saya cenderung lebih menilai berdasarkan kriteria obyektif daripada kriteria pribadi. Ketika membuat keputusan, umumnya memberikan bobot yang lebih pada logika daripada pertimbangan sosial.
Dan yang terakhir perceiving, saya enderung menahan pendapat dan menunda keputusan, lebih memilih untuk “menjaga pilihan mereka tetap terbuka” sehingga dapat berubah sesuai kondisi, lebih tepatnya saya kurang berani dalam mengambil keputusan. Mungkin itu saja tentang sedikit potensi dan kepribadian saya.
Adapun konteks mahasiswa yang bertugas untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat serta kedudukan mahasiswa sebagai pemuda setidaknya menjadi penyemangat tersendiri untuk menyesuaikan dan memperbaiki diri dengan “mahasiswa” sebagai label baru dan dengan strategi “memaksa” dan kontinyu. Saya meyakini bahwa sebuah kebaikan yang total dan dilandasi keikhlasan harus dimulai dengan paksaan dan dilakukan secara berkesinambungan. Dari potensi yang sudah saya uraikan tersebut, diharapkan menjadi modal awal dalam menjawab tantangan sebagai mahasiswa yang militan, tidak hanya di bidang akademis (baca: Teknik Fisika), tetapi juga nonakademis, penyeru pada kebaikan dan berkontribusi secara nyata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar